RSS

Why Are Human So Greedy?

Yap. Human are greedy. Tell me why!

I think I'm part of human, so I can't denny if someone told me that I am greedy. I don't know why I always feel I'm really bad at writing or I am sucks at writing or my writing is not good at all when I read people's writing which on my opinion is quite good. Good enough to be read. This is ridiculous when you felt down just because you read a fiction which has good story and the author smart enough selecting the words even if the story length isn't too long. While you, with your own story that has SO MANY words, felt like shitty when you re-read it.

Maybe I just too....why should I named it? Perfectionist?
Maybe I just compared my writing with those writing....

Or.....maybe I'm just greedy?

Forgan #1

Aku ini blogger tidak tahu diri. Ya, memang begitu kenyataannya. Di postingan sebelumnya koar-koar akan menceritakan semua yang terjadi pada masa-masa hiatusku selama dua bulan lebih, tapi nyatanya aku tak kunjung menerbitkan postingan tersebut (ditulis saja belum ==') Dan sekarang aku datang karena tidak ada tempat yang pas untuk mencurahkan apa yang kurasakan seminggu belakangan ini. Aku tidak mengharapkan banyak kaum sintingo (pembaca) yang akan mengunjungi blogku dan membaca tiap kalimatku kemudian memberikan komentar karena toh selama ini tidak ada yang membaca blogku ini. Tapi, itu bukan masalah bagiku--yang penting ada tempat untuk mencurahkan segala keluh kesahku saja sudah cukup. Tidak peduli apakah tempat tersebut akan memberikan respon atau menjadi pendengar setia saja tanpa mengeluarkan sepatah dua patah kata.

Jadi begini ceritanya, di kandang ulat aku ikut suatu kegiatan yang kuberi nama Forgan. Selebihnya kurasa tidak perlu kuberitahu apa arti sesungguhnya Forgan tersebut. Yah, semacam organisasi yang mengurus kepentingan-kepentingan sekolah. Tahu Student Organization kan? Osis tahu kan? Entah kesambet apa aku mau saja ditarik oleh salah satu anak kawanan abwaras untuk ikut Forgan tapi dia malah keluar dari sana tak lama setelah aku bergabung. Well, di situ memang sedikit menyisakan sesak tapi aku selalu berpikir bahwa life goes on, anyway. Mungkin aku mau ikut Forgan karena aku ingin mengubah karakterku yang terkenal apatis, pasif, pendiam, dingin, yadda, yadda, yadda menjadi lebih bisa diterima di lingkungan sosial.

Kau tahu kan orang-orang sepertiku ini tidak bagus hubungan sosialnya. Tidak begitu bagus cara berinteraksi dengan manusia lainnya di muka bumi ini *halah*. Yap, seperti yang pernah kusebutkan sebelumnya kalau aku termasuk ke dalam tipe : Scared of Peeps. Aku bukan takut kepada orang-orangnya, tapi lebih kepada apa yang mereka pikirkan tentangku. Membuat asumsi sendiri yang padahal belum tentu benar asumsi itulah yang mereka pikirkan tentang aku. I believe there are so many people like that in this world, not just me. Nah dari situ aku kepikiran untuk mengikuti Forgan. Siapa tahu aku bisa memperbaiki interaksi sosialku. Siapa tahu aku bisa menjadi orang yang lebih aktif dan kritis.

Awal-awalnya kupikir aku merasa nyaman berada di sana karena orang-orang di sana pun--kurasa--hampir rata-rata mempunyai masalah yang sama denganku. Ingin meningkatkan kemampuan bersosialisasinya dengan mengikuti sebuah organisasi dan belajar bertanggung jawab. Semuanya berjalan lancar, tiap ada perkumpulan aku datang walau terkadang rasa malas itu menyergap. Aku iri dengan mereka-mereka yang bisa pulang sesuai dengan jadwal. Sedangkan aku? Aku harus menunggu beberapa jam lebih lama untuk perkumpulan tersebut. Kenapa aku terus datang ke perkumpulan tersebut sedangkan hatiku terkadang lebih memilih kursiku yang nyaman di depan komputer ketimbang kelas di sore hari dengan suara-suara bervolume tinggi, berdiri setengah lutut, atau push up beberapa seri--karena aku tidak sendirian. Karena aku bersama mereka--mereka yang mengorbankan waktunya juga sepertiku.

Selain itu, yang menjadi pemacuku untuk datang di tiap perkumpulan (setelah berperang batin dashyat dengan Mister Malas) adalah anak-anak paskibra. Mereka tiap hari pulang sore bahkan ada yang sampai malam. Tapi toh mereka kelihatan baik-baik saja dengan jadwal sepadat itu. Di mana waktu belajar mereka? Di mana waktu bermain mereka? Di mana waktu istirahat mereka? Di mana waktu leha-leha dan bersantai ria mereka? Aku saja yang pulangnya lebih siang dari mereka sudah malas belajar. Apalagi mereka, bukan? Maka aku mencoba berpikir dengan cara seperti ini : If they can, why can't we?--Kalau mereka bisa kenapa kita tidak? Waktu mereka sama-sama terbuang untuk hal yang setidaknya bermanfaat dan jelas tujuannya. So, if you guys want to know why am I standing still on the Forgan it's because they are my reason.

....to be continued

Simple Questions

  1. Do I know you?
  2. Who are you?
  3. Who are you in my life?
  4. What can you do for me?
  5. What can I do for you?
  6. Who am I?
  7. Who am I in your life?
  8. Who am I in their life?
  9. Who am I in people’s life?
  10. Who am I in my life?
  11. What I have done?
  12. What I have done for you?
  13. What I have done for them?
  14. What I have done for people?
  15. What I have done for myself?
  16. What do you think about me?
  17. What do they think about me?
  18. What does people think about me?
  19. Do you realize that I am alive?
  20. Do you even realize that I am breathing in the same air with you?
  21. Do you realize, do they recognize, does people know that I was standing there?
  22. Do you listen to my words? Do they? Does people?
  23. Do you ever think what is on my mind?
  24. Do they ever want to know what is in my heart?
  25. Do y’all ever want to know how does it feel?
  26. Does people care?
  27. Do I care to you, to them, to people?
  28. Do I deserve taking the same oxygen with you, with them, with people?
  29. Do you mind if I kept bad thinking on you, on them, on people?
  30. Do you care if I don’t really have a ‘friend’? Do they? Does people?
  31. Am I really that apathetic?
  32. Am I really can’t do something worth for you, for them, for people even for myself?
  33. Am I too invisible for you, for them, for people?
  34. Am I too pathetic?
  35. Am I really kind of person who speak less do less?
  36. Am I really nothing?
  37. What if I vanish in the air?
  38. What if I make you, make them, make people disappointed?
  39. What if I ruin everything?
  40. Would you care if I was crying because I really hate myself? Would they? Would people?
  41. Would you be my friend even I don’t want to be your friend?
  42. Would you speak to me carefully because you know what I am like?
  43. Would you do what I do for you? Would they? Would people?
  44. Would you know what am I doing right now? Would they? Would people?
  45. Would you be there if I need your help? Would they? Would people?
  46. Can I do something right in your eyes, in their eyes, in people’s eyes?
  47. Can I do something worth for you?
  48. Can I mark myself in your mind?
  49. Can I make a sign ‘this is me, alive, standing in front of you, thinking what can I do for y’all even I doubt you would satisfied of my work’?
  50. Can I trust you?

Krik

Salam Sintingos. Oke, postingan kali ini bukanlah postingan tentang minggu pertama setelah liburan (dan kayaknya aku gak yakin bakal inget kejadian-kejadian minggu-minggu lalu karena sudah cukup lama gak nulis short-status di buku khusus, so kemungkinan ngelanjutin postingan itu masih agak rancu) tapi kali ini akan membahas soal kutub yang makin tidak jelas apa maunya. Begini ya, New Sun (bukan hahatetotet, tapi setelah hahatetotet. Kandang ulat-distrik sebelah- tampang Slytherin-tampang Tsundere-perpaduan Wyard dan Athenios) sudah berbulan. Dan dengan bakat stalking yang tergolong tidak terlalu abal, maka didapatlah sedikit info tentangnya dan tentang bulannya.

....

Serius deh sudah tidak ada perasaan apa-apa lagi terhadap NS yang bakalan menjadi debu dan kukunci dalam kotak berisi kumpulan debu lalu. Tapi tapi tapi.... ya begitulah. Beberapa menit yang lalu melihat Bulannya membuat inisial nama NS lalu terpampang di alam sintingku maka membuatku ketar-ketir aneh begini. Yasudahlah ya, kan kutub pun tidak mengalami lelehan-lelehan lagi.

Yasudahlahya. Yasudahlahya. Yasudahlahya. Yasudahlaya.

Tahanan Liburan

Yeah yeah yeah.

Seperti yang telah kujanjikan pada postingan sebelumnya, kali ini aku akan menceritakan tentang dua minggu hari kebebasanku dari belenggu 16 pelajaran. Bayangkan! 16 mata pelajaran dijejalkan oleh kandang ulat kepada kami-kami para murid didikannya. Kau tahu, rasanya seperti keadaan dimana otakmu tidak bisa lagi menampung sesuatu karena telah overload dan berakibat fatal semacam, hmmm, kesintingan yang kuidap saat ini.

O--oke, cukup meracaunya, cukup protesnya, sekarang mari kita lanjutkan jari-jari yang menari ini pada topik sebenarnya. Liburan semester, yeah. Terhitung sejak tanggal 24 Desember 2010 - 10 Januari 2011 (cmiiw). Ya pokoknya dua mingguan itu lah. Sehari sebelum liburan kami-kami para Kawanan Abwaras dan segenap jajaran siswa Kandang Ulat diberikan rapor hasil belajar kami selama satu semester. Hasil milikku tidak memuaskan namun patut untuk disyukuri. Ada 5 nilai Acceptable lebih sedikit, sisanya >Acceptable dan sama sekali tidak ada Outstanding. Mengerikan bukan? No O. Aku tahu kenapa bisa seperti itu karena semuanya kembali lagi pada diriku, ya kan? Jam belajarku sama sekali sedikit (bc. sangatsangatsangat sedikit) karena lagi-lagi kecanduan Roleplaying dijadikan sebagai kambing hitam. Sebenarnya kalau aku bisa membagi waktu dan ada kemauan bukan tidak mungkin RPF tidak akan menjadi penghalang lagi.

Kurasa aku mau muntah kalau masih membicarakan soal nilai.

Jadi, mari bicarakan tentang liburanku yang amat menyenangkan. Bagaimana tidak? Aku menjadi tahanan liburan karena Momma dan Bebboh sama sekali tidak menyebut-nyebut suatu tempat atau daerah untuk dijadikan tempat liburan bersama. Owell, sebenarnya tidak masalah karena aku pun tidak akan ikut mereka selama internet masih menguasai ku di rumah. Maka dari itu selama dua minggu penuh liburanku hanya diisi dengan utang-utang posting di RPG Forum. Dampak dari duduk-duduk sinting dua minggu di depan kompi adalah jerawat yang menjejali wajahmu dan berat badan yang menggandakan diri berkali-kali lipat (hiperbolik sedikit tak apa kan?)

Yang kulakukan di dunia maya selain RPG-ing, meracau di Y!M--Formpsring--Twitter--Tumblr, adalah merasakan betapa pahitnya melihat status Facebook orang-orang yang sedang pergi berlibur di luar daerah terpencil ini. Tiap menit ada saja yang mengupdate dirinya sedang apa, makanan apa yang dia makan, bagaimana rasanya menikmati angin senja di daerah A, bagaimana rasanya menikmati hawa dingin di daerah B, yadda, yadda, dan yadda lainnya yang membuatku mengelap air liur saking ngantuknya membaca status-status tersebut. Lalu aku berkata pada diriku sendiri, Oh C'mon masih ada dua minggu lainnya di semester depan. Saking sintingnya bahkan aku menghabiskan uangku untuk menyewa film dalam jumlah banyak dan membeli beberapa drama korea yang sampai saat ini belum terjamah. Bahkan malam tahun baru pun aku masih mematung di depan komputer dan sibuk menggerakkan jari-jariku membalas postingan RPG dengan pintu kamar terbuka dan kembang api menyala dari berbagai penjuru di udara (yeah, kamarku ada di lantai dua)

Kurasa sudah cukup aku membeberkan seberapa menyedihkannya liburanku semester lalu. Selanjutnya mungkin akan kuceritakan bagaimana minggu pertama sekolahku. Keep Sintingo Peeps!

HAPPY BELATED NEW YEAR D:

Ya ya, ini sudah lewat sebulan dari perayaan tahun baru lalu. Anyway, gak ada salahnya juga kalau aku mengucapkannya sekali lagi pada dunia tilis menilis gratisanku yang status terakhirnya adalah Hiatus. Jadi, SELAMAT TAHUN BARU 2011, kaum sintingo dimanapun kalian berada. Apa kabar kalian semua, hm? Masih hidup? Masih waras? Owell, kuucapkan selamat kepada kalian yang masih memiliki konsistensi untuk tidak melepaskan kewarasan begitu saja dan menukarnya dengan kesintingan.

Kabarku baik-baik saja dengan semua tugas kandang ulat yang membusuk di sana-sini dalam tiap helaan napasku. Nilai raporku semester lalu pun tergolong payah (bc. sangat payah). Ancaman ketiadaan internet di kamarku kalau nilaiku benar-benar payah nyatanya tidak terbukti. Aku tahu orang zaman batu tidak akan melakukan hal tersebut kalau mereka sadar memiliki putri zaman Lady Gaga sepertiku. Kandang ulatku sekarang sudah tidak melakukan Moving Class dan kelas Senior lah yang menjadi alasannya. Butuh penyesuaian memang, seperti masalah tempat dimana bokongmu dijejalkan dalam kelas dsb, dst, dll.

Karena aku baru kembali dari Hiatus maka kurasa tidak ada salahnya kalau postinganku kali ini tidak terlalu panjang walau sebenarnya banyak sekali yang ingin kuceritakan. Seperti liburan semesterku yang hancur lebur, atau Athenios di sekolahku, atau Matahari, atau Forganization, atau Bububu yang sekarang nempel padaku, atau jerawat-jerawat laknat yang juga nempel padaku, atau berat badanku yang menggandakan diri, atau Mr Woohoo salah satu guru eksak, atau belajar gitar, atau Now Watching berjamaah (hey, yang ini mengingatkanku pada acara tiap hari selama nganggur di Kandang Monyet pasca UN bersama Nidah, Adelina, Sitiw, Jupella), atau merutuki nasib karena terduduk di sebelah Mr Whacky, atau menaruh kagum nyaris luar biasa pada Mr P-Menyebalkan, atau ketahuan crushinging Matahari oleh Bulannya Matahari (dan besar kemungkinan Matahari itu sendiri), atau kembali menjadi pendosa besar, atau Roleplaying tiada henti, atau mulai menggilai S07, atau mulai download film-film bagus di cinema3satu, atau mulai menggunakan foto asli di Facebook (setelah diotak-atik Photoshop Cs3), atau pengurangan jatah umurku dan penambahan nominal umurku, yeah I AM NOW FOURTEEN *yateruskenapa*

Nah! Sekarang aku tahu akan menulis apa di postingan selanjutnya setelah membuat daftar singkat seperti yang di atas. Next post will be; Tahanan Liburan. Akan kujabarkan bagaimana aku menerima nilai rapor dan menjadi tahanan selama dua minggu hari kebebasan. Keep in silly, Sintingos! xD

UTSL

Ahem. Dunia tulis menilis gratisan ini tetap setia ya walau sudah gak diurusin berabad-abad oleh pemilik sablengnya. Well, sudah lama gak cuap-cuap gaje di sini. Udah lama gak ngata-ngatain orang lagi secara implisit di sini. Udah lama ga cerita-cerita kehidupan absurd gw yang makin lama makin monoton meski ada suatu kejadian yang bikin garis lurus hidup itu jadi bengkok. Ya nanti juga gw ceritain kok masalah itu walau gak bakalan sampai ke akar-akarnya. Omong-omong ada yang beda ya dari gaya penulisan blognya?

Mwehehehe. Yap, beda. Soalnya gw lagi kena webe akut untuk menulis di sini. Padahal di tempat lain sih gak *ditabok* =)) Habisnya lagi gak mood buat nulis kayak gitu gara-gara kehidupan sekolah yang semakin hari semakin menyiksa. Hmm tapi ya jalanin aja walau tersendat-sendat dan jujur kadang gw masih belom niat alias setengah hati masuk sekolah itu *lirik postingan sebelumnya* *dibakar* yah namanya juga kan proses pembelajaran. Gak bisa ujug-ujug langsung bener dan sempurna seperti yang diharapkan.

Jadi tujuan gw posting di sini apa dong kalo misalnya lagi webe? Nah makanya itu gw gak tahu T_T Ya udah gw cerita aja kegiatan-kegiatan di sekolah selama dua minggu terakhir. Jadi tanggal hari senin lalu tanggal 25 (kalo gak salah) itu sekolah gw mengadakan UTS. UTS laknat lah pokoknya *digeplak* Padahal katanya, di tahun-tahun sebelumnya ga pernah ada UTS. Kan nyebelin namanya u_u masa giliran angkatan gw aja baru diadain. Tsk Tsk Tsk. Nah waktu UTS itu gw dapet no ujian xx-xx-x165 (yang pake x itu lupa lagi nomernya) dan duduknya disatuin sama kelas 12. Nah nah, yang gw herankan adalah kenapa gw malah duduk sama tetangga gw? Kebetulan banget ya kesannya. Dia juga bilang "Lah lu mah tetangga gw kan"

Masalahnya, kalian sendiri kan tahu kalo gw bukan orang sosialis. Makanya jadi agak canggung kalo ngobrol sama dia. Gw ga pernah tuh nyapa duluan atau nanya duluan. Makanya dia mulu yang nanya blablabla sampai nawarin air putih segala. Dan gw jawabnya pun cuma ngangguk-ngangguk ama sepatah dua patah kata doang (kecuali gw butuh dia untuk googling jawaban =)))
Kenapa UTS ini disebut UTS laknat? Karena gw-nya belom siap dan gak pernah belajar dengan serius. Tiap malem bukannya ngapalin buat ujian eh malah RPF-an Indohogwarts ampe tengah malem kadang. Dan belajarnya gimana? Subuh-subuh, dua jam sebelom ujian. NEKAT banget ya gw T_T Gak heran sih nilai gw pada turun drastis.

Pas hari pertama UTS tahu gak kenapa gw hampir nangis? KARTU PESERTA GW KETINGGALAN. ==' Yaiyalah gw mau nangis udah nungguin si mamkew atau papkew nganterin ke depan gerbang tapi nyatanya gak dateng-dateng. Mana kartu itu tuh diambilnya lewat bayaran spp+dsp sekolah pula dan harus bawa kalo mau ikut ujian. Ya udah tuh gw nunggu ampe jam 7 kurang dikit di depan gerbang sambil ngobrol dikit ama pak satpam. Pas bunyi bel kartunya gak dateng-dateng juga dan di situ gw mencoba menguatkan diri gw *lebe ah* buat keluar dari sekolah dan pulang ke rumah ga ikut ujian hari pertama gara-gara kartu doang. Endingnya gimana? Kartunya dateng lewat kiriman pak satpam. Hahaha.