RSS

Formalitas

Well, sudah dibilang kan aku sekarang bukan siswa kandang monyet/pasar ikan lagi? Nah kemarin itu, Jumat 9 Juli 2010 adalah suatu hari lainnya yang dijamin bakal membuat otakku waras terlepas dari kesintingan jenis akut yg selama ini kuidap. Pramos atau kata kepala kandang ulat adalah Pramopd atau apapun itu yang akan kujalani 3 hari berikutnya (terhitung mulai Hellmonday). Menariknya, jantungku dag dig dug begini begitu bahkan beberapa hari sebelum Pramos.

Dan hari itu pun tiba. Jumat kelabu sebelum pakai putih abu-abu melambai-lambai ke arahku. Kontan saja aku harus mempersiapkan diri bangun pagi lagi (setelah beberapa bulan terbiasa dengan hidup santai, hidup yg sebenarnya, dan benar-benar hidup yg dinamakan hidup). Dan orang zaman batu yang terus bertanya ini itu (sama sekali tak kuhiraukan) *plak*. Sialnya aku harus berangkat seorang diri dari Flinthouseku tercinta (itu nama baru yg secara ngasal menggambarkan kediaman kami, orang-orang zaman batu. Tidak termasuk diriku). Dan menggunakan pakaian yang paling kubenci dari semua pakaian yang kupunya. Ditambah lagi dengan postur tubuhku yang makin hari kian membengkak selama masa-masa hidup santai. Lengkap sudah dengan kacamata (sekarang aku pakai benda itu) yang kalau tidak kukenakan seperti orang buta (meski tidak harus meraba-raba, tapi menyipit-nyipitkan kelopak mata).

Sialnya lagi aku terlambat. Keren bukan? Di sekolah seperti itu terlambat adalah suatu kata haram tingkat tinggi. Saat baru turun dari kereta kuda ada seorang polisi wanita yang membantuku menyeberang. Untung aku tidak berteriak Hey Ma'am aku ini bukan wanita tua bangka, belum, setidaknya!. Di depan gerbang sudah ada satpam (yang pasti bukan Mr. Gerbang Sekolah yang suka melilit-lilit kami di awal-awal label 9) dan beberapa senior yang menyuruhku cepat-cepat menjejalkan kakiku di lapangan. Dan ternyata hampir semua orang telah berkumpul, duduk-duduk dag dig dug menunggu seorang guru (aku lupa namanya) untuk memberikan pengarahan.
Aku mencari-cari orang terdekatku, orang yang kukenal setidaknya namun tidak juga berhasil kutemukan kecuali Ms. Putih Tiada Tara dan beberapa temannya yang tak terlalu kukenal. Aku dengan terpaksanya ikut bergabung. Bisa apalagi dalam kondisi seperti itu?!

Satu menit..
Dua menit..
Lima menit..
Tujuh menit..
Sepuluh menit..

Tiba seorang ibu-ibu, eh maksudku guru setempat yang menyambut kami. Awalnya kupikir dia adalah sang kepala kandang ulat tapi ternyata bukan. Dan beliau mulai mengoceh tentang ulat-ulat barunya yang terlambat. Setelah kurang lebih dua puluh lima menit beliau berorasi tentang tata tertib (yang akan dilanggar) datanglah.. jreng jreng jreng sang kepala kandang ulat yang tenar itu loh. Beliau yang baru pulang dari Turki, berbicara dalam EL (bagiku adalah Exotic Language, mungkin bagi anda bisa diartikan English Language). Mungkin beruntung waktu itu, Ilmu Pertahanan Terhadap Bahasa Asingku sedang bekerja dengan baik sehingga aku mengerti ucapan-ucapan EL-nya.

Panjang cerita yang tidak akan kubeberkan secara lengkap dikarenakan sebatalion nyamuk yang berpendar-pendar di sekitar tubuhku sedang melancarkan serangannya, langsung saja kita ke inti cerita dimana penulis sadar bahwa kandang ulat akan menggodoknya menjadi manusia waras seutuhnya.

Jadi setelah namaku dipanggil dalam gugus Bahasa 2, kami para ulat-ulat baru diperlakukan sangat manusia dan hasilnya kami jadi agak normal dan waras bahkan hanya dalam beberapa jam pada hari Jumat dan itu adalah Pra-Masa Orientasi Peserta Didik . Hidup oh hidup. Meski kuakui ada beberapa kangkaw yang menjernihkan mata *plak*. Panggilan baru yang mereka berlakukan (telah kuedit di sini)
Senior Pria : Kangkaw
Senior Perempuan : Tehtew
Para Junior : Aiw-Aiw
(kalau yang mengerti bahasa daerah Jawa Barat pasti tahu kata apa yang seharusnya, namun karena kepentingan penulis untuk tidak memasuk-akalkan tulisan-tulisan atau nama-nama dalam blog ini, maka diraciklah sedemikian kata per kata dengan kurang normal) Anda mengerti apa yang saya katakan? Bagus! Karena saya juga tidak. -.-' .

Dan penulis yakin seyakin-yakinnya bahwa kewarasan akan segera berimigrasi ke dalam diri penulis setelah 3 tahun diolah dalam kandang ulat.



Salam Hangat
Deegiggle
xoxo

3 ocehan:

Anonim mengatakan...

hohoho....

aku mengabulkan permintaanmu ini, lucu lucu... tapi jujur, ternyata kehidupan kita berbeda jauh...

Tak apa, aku akan selalu menganggapmu sbg temanku...

Seseorang mengatakan...

hahaha trims, tirms..
akan kutoreskan bbrp kata dalam blogmu

*apadah bahasanya*
wkwkwkw

Kika F. mengatakan...

Nggak nyangka deh MOPD-nya kayak gitu. Moga bisa bertahan deh selama 3 hari.